Cara Mengenali Potensi Anak


Sebagai orangtua, ayah dan bunda memiliki agenda khusus yang harus dikerjakan. Agenda tersebut ialah menggali dan mengenal lebih dalam potensi si kecil. Hal ini sangat penting bagi kita sebagai orangtua, mengapa? Sebab dengan mengenali potensi diri seorang anak, kita mampu mengetahui pendidikan yang tepat untuk si anak dan mengarahkan potensi anak secara tepat agar lebih maksimal. Tak hanya itu, dengan mengetahui potensi anak sejak dini kita juga dapat membantunya dalam mengembangkan karier untuk masa depannya.

Nah... Kalau sudah tahu pentingnya mengenali potensi anak kita sejak dini, mari kita cari tahu bersama bagaimana cara mengenali dan mengetahui potensi anak sejak dini. Dibawah ini kami akan memberikan tips untuk memudahkan ayah bunda dalam menggali potensi si kecil. Selamat membaca..

  1. Eksplorasi
    Ayah bunda dapat melakukan beberapa aktifitas bersama si kecil, entah itu sebuah permainan atau apapun yang nantinya bertujuan untuk memancing ketertarikannya terhadap suatu aktifitas yang ayah bunda lakukan tadi. Dan jika si anak mengemukakan suatu pertanyaan, berikan jawaban seperlunya. Lakukan aktifitas lain dan amati bagaimana perilaku si kecil, jika ayah bunda menemukan ia merasa tertarik untuk melakukan aktifitas tersebut, maka kita bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

  2. Kesempatan
    Berikan kesempatan kepada anak jika ia tertarik dengan aktifitas yang ayah bunda lakukan. Pada tahap awal ini ayah bunda dapat mendampingi si kecil, tetapi harus diusahakan agar si kecil melakukannya sendiri secara mandiri. Dan sebaiknya jangan mendikte anak, karena ketika anak merasa didikte orangtua, bukan kecerdasaanya yang bekerja, tetapi hanya karena mengikuti perintah kita sebagai orangtua.

  3. Pengamatan
    Setelah melakukan beberapa aktifitas yang menarik bersama si kecil, ayah bunda dapat mengamai bagaimana perilaku si anak sebelum, selama serta sesudah melakukan aktifitas tersebut. Perilaku memang lebih mudah diamati karena terlihat jelas. Amati juga perubahan ekspresi si kecil, seperti saat ia mengeryitkan dahinya, senyum dan tawanya. Saat telah selesai melakukan aktifitasnnya, berikan beberapa pertanyaan supaya si kecil menceritakan bagaimana pengalamannya dalam melakukan aktifitas tersebut.

    Menurut temantakita.com, anak-anak memiliki 4 ciri-ciri perilaku seru, yaitu:
    • Cepat belajar. Anak relatif cepat belajar cara melakukan suatu aktivitas. Cepat belajar bukan sebatas cepat menguasai, melainkan bisa juga cepat mencari tahu dan mencoba melakukannya. Apabila tidak langsung melakukan, anak cenderung banyak bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Setelah beberapa kali mencoba, anak relatif bisa belajar sendiri sehingga semakin mahir melakukan aktivitas tersebut.
    • Asyik. Anak asyik melakukan aktivitas; semua perhatiannya tertuju pada aktivitas tersebut, sehingga seringkali mengabaikan hal-hal yang lain. Asyik tidak hanya sebatas merasakan kesenangan. Keasyikan juga bicara tentang merasakan pengalaman seru, yakni kesesuaian antara kemampuan dengan tantangan yang dihadapi anak.
    • Puas. Anak merasa puas setelah melakukan aktivitas. Anak menunjukkan respon positif yang terlihat dari ekspresi wajahnya. Bahkan, beberapa anak menceritakan dengan penuh semangat mengenai pengalamannya dalam melakukan aktivitas tersebut.
    • Ingin mengulang. Anak ingin mengulang aktivitas tersebut. Beberapa anak ingin mengulang karena tertantang untuk mencoba aktivitas dengan tingkat kesulitan yang lebih. Anak lain tertantang karena ingin mencoba kembali, mungkin sebelumnya ia merasa belum menguasai dengan baik.

    Apabila si kecil tidak menunjukkan perilaku seru di atas, maka kita belum bisa mengenal bakatnya secara nyata. Namun jangan khawatir, ayah bunda dapat melakukan aktifitas lain atau berkunjung ketempat yang berbeda. Karena semakin beragam aktifitas yang dilakukan maka semakin besar pula kemungkinannya si kecil menunjukkan perilaku seru-nya.

  4. Penilaian
    Terakhir, apabila ayah bunda telah mendapati si kecil menunjukkan perilaku seru-nya. Maka kita dapat menganalisa perilaku tersebut masuk dalam kategori kecerdasan majemuk yang mana.
  5. Refleksi
    Setelah melakukan penilaian, komunikasikan hasil penilaian ayah bunda kepada si kecil, karena ia juga harus mengenali kecerdasan majemuk dan minatnya. Cara berkomunikasinya tergantung atau sesuai dengan usia dan kemampuan komunikasi si kecil. Ayah bunda dapat menceritakan bagaimana perilaku si kecil pada berbagai aktifitas dan berikan kesempatan pada si kecil untuk berkomentar tentang hal itu.

    Demikian beberapa tips mengenai cara mengenali potensi anak untuk mengetahui bakat dan minatnya. Jangan lupa share jika berkenan. Semoga bermanfaat.

Kecerdasan Majemuk Menurut Prof. Dr. Howard Gardner


Prof. Dr. Howard Gardner adalah seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yang merumuskan teorinya Multiple Intelligences ( kecerdasan ganda / majemuk ).

Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar.

1. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence)
Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata – kata secara efektif baik secara oral maupun secara tertulis
contohnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator Tokoh terkenal seperti : Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.

2. Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence)
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika . Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat .
contohnya matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika), Habibie (ahli pesawat)

3. Kecerdasan ruang(Spatial intelligence)
Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat.
contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis)

4. Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence)
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan .
contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh terkenal seperti : Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor)

5. Kecerdasan musikal (Musical intelligence)
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk – bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik.
contohnya komponis .Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.

6. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain.
Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang.
contohnya komunikator, fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin)

7. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan . Mereka mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung pendiam
contohnya para pendoa batin.

8. Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence)
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik.
Tokoh terkenal Charles Darwin

9. Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence)
Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.


sumber: triatra.wordpress.com