Cara Mengenali Potensi Anak


Sebagai orangtua, ayah dan bunda memiliki agenda khusus yang harus dikerjakan. Agenda tersebut ialah menggali dan mengenal lebih dalam potensi si kecil. Hal ini sangat penting bagi kita sebagai orangtua, mengapa? Sebab dengan mengenali potensi diri seorang anak, kita mampu mengetahui pendidikan yang tepat untuk si anak dan mengarahkan potensi anak secara tepat agar lebih maksimal. Tak hanya itu, dengan mengetahui potensi anak sejak dini kita juga dapat membantunya dalam mengembangkan karier untuk masa depannya.

Nah... Kalau sudah tahu pentingnya mengenali potensi anak kita sejak dini, mari kita cari tahu bersama bagaimana cara mengenali dan mengetahui potensi anak sejak dini. Dibawah ini kami akan memberikan tips untuk memudahkan ayah bunda dalam menggali potensi si kecil. Selamat membaca..

  1. Eksplorasi
    Ayah bunda dapat melakukan beberapa aktifitas bersama si kecil, entah itu sebuah permainan atau apapun yang nantinya bertujuan untuk memancing ketertarikannya terhadap suatu aktifitas yang ayah bunda lakukan tadi. Dan jika si anak mengemukakan suatu pertanyaan, berikan jawaban seperlunya. Lakukan aktifitas lain dan amati bagaimana perilaku si kecil, jika ayah bunda menemukan ia merasa tertarik untuk melakukan aktifitas tersebut, maka kita bisa melanjutkan ke tahap berikutnya.

  2. Kesempatan
    Berikan kesempatan kepada anak jika ia tertarik dengan aktifitas yang ayah bunda lakukan. Pada tahap awal ini ayah bunda dapat mendampingi si kecil, tetapi harus diusahakan agar si kecil melakukannya sendiri secara mandiri. Dan sebaiknya jangan mendikte anak, karena ketika anak merasa didikte orangtua, bukan kecerdasaanya yang bekerja, tetapi hanya karena mengikuti perintah kita sebagai orangtua.

  3. Pengamatan
    Setelah melakukan beberapa aktifitas yang menarik bersama si kecil, ayah bunda dapat mengamai bagaimana perilaku si anak sebelum, selama serta sesudah melakukan aktifitas tersebut. Perilaku memang lebih mudah diamati karena terlihat jelas. Amati juga perubahan ekspresi si kecil, seperti saat ia mengeryitkan dahinya, senyum dan tawanya. Saat telah selesai melakukan aktifitasnnya, berikan beberapa pertanyaan supaya si kecil menceritakan bagaimana pengalamannya dalam melakukan aktifitas tersebut.

    Menurut temantakita.com, anak-anak memiliki 4 ciri-ciri perilaku seru, yaitu:
    • Cepat belajar. Anak relatif cepat belajar cara melakukan suatu aktivitas. Cepat belajar bukan sebatas cepat menguasai, melainkan bisa juga cepat mencari tahu dan mencoba melakukannya. Apabila tidak langsung melakukan, anak cenderung banyak bertanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Setelah beberapa kali mencoba, anak relatif bisa belajar sendiri sehingga semakin mahir melakukan aktivitas tersebut.
    • Asyik. Anak asyik melakukan aktivitas; semua perhatiannya tertuju pada aktivitas tersebut, sehingga seringkali mengabaikan hal-hal yang lain. Asyik tidak hanya sebatas merasakan kesenangan. Keasyikan juga bicara tentang merasakan pengalaman seru, yakni kesesuaian antara kemampuan dengan tantangan yang dihadapi anak.
    • Puas. Anak merasa puas setelah melakukan aktivitas. Anak menunjukkan respon positif yang terlihat dari ekspresi wajahnya. Bahkan, beberapa anak menceritakan dengan penuh semangat mengenai pengalamannya dalam melakukan aktivitas tersebut.
    • Ingin mengulang. Anak ingin mengulang aktivitas tersebut. Beberapa anak ingin mengulang karena tertantang untuk mencoba aktivitas dengan tingkat kesulitan yang lebih. Anak lain tertantang karena ingin mencoba kembali, mungkin sebelumnya ia merasa belum menguasai dengan baik.

    Apabila si kecil tidak menunjukkan perilaku seru di atas, maka kita belum bisa mengenal bakatnya secara nyata. Namun jangan khawatir, ayah bunda dapat melakukan aktifitas lain atau berkunjung ketempat yang berbeda. Karena semakin beragam aktifitas yang dilakukan maka semakin besar pula kemungkinannya si kecil menunjukkan perilaku seru-nya.

  4. Penilaian
    Terakhir, apabila ayah bunda telah mendapati si kecil menunjukkan perilaku seru-nya. Maka kita dapat menganalisa perilaku tersebut masuk dalam kategori kecerdasan majemuk yang mana.
  5. Refleksi
    Setelah melakukan penilaian, komunikasikan hasil penilaian ayah bunda kepada si kecil, karena ia juga harus mengenali kecerdasan majemuk dan minatnya. Cara berkomunikasinya tergantung atau sesuai dengan usia dan kemampuan komunikasi si kecil. Ayah bunda dapat menceritakan bagaimana perilaku si kecil pada berbagai aktifitas dan berikan kesempatan pada si kecil untuk berkomentar tentang hal itu.

    Demikian beberapa tips mengenai cara mengenali potensi anak untuk mengetahui bakat dan minatnya. Jangan lupa share jika berkenan. Semoga bermanfaat.

Kecerdasan Majemuk Menurut Prof. Dr. Howard Gardner


Prof. Dr. Howard Gardner adalah seorang psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yang merumuskan teorinya Multiple Intelligences ( kecerdasan ganda / majemuk ).

Menurut penelitian Howard Gardner, di dalam diri setiap anak tersimpan sembilan jenis kecerdasan yang siap berkembang. Ia memetakan lingkup kemampuan manusia yang luas tersebut menjadi sembilan kategori yang komprehensif atau sembilan macam kecerdasan dasar.

1. Kecerdasan linguistik (Linguistic intelligence)
Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata – kata secara efektif baik secara oral maupun secara tertulis
contohnya pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan, orator Tokoh terkenal seperti : Sukarno, Paus Yohanes Paulus II, Winston Churhill.

2. Kecerdasan matematis-logis (Logical – mthematical intelligence)
Kemampuan ini berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika . Jalan pikiran bernalar dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat .
contohnya matematikus, programer, logikus.Tokoh terkenal seperti : Einstein (ahli fisika), Habibie (ahli pesawat)

3. Kecerdasan ruang(Spatial intelligence)
Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat.
contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti Sidharta (pemahat), Pablo Pacasso (pelukis)

4. Kecerdasan kinestetic-badani (bodily- kinesthetic intelligence)
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan .
contohnya aktor, atlet, penari ahli bedah. Tokoh terkenal seperti : Charlie Chaplin (pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor)

5. Kecerdasan musikal (Musical intelligence)
Kemampuan untuk mengembangkan , mengekspresikan dan menikmati bentuk – bentuk musik dan suara, peka terhadap ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik.
contohnya komponis .Tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.

6. Kecerdasan interpersonal (Interpersonal intelligence)
Kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan , intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain.
Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi dengan berbagai orang.
contohnya komunikator, fasilitator. Tokoh terkenal Mahatma Gandhi (tokoh perdamaian India), Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin)

7. Kecerdasan intrapersonal (Intrapersonal intelligence)
Kemampuan berkaitan dengan pengetahuan akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak secara adaptif berdasar pengalaman diri serta mampu berefleksi dan keseimbangan diri, kesadaran tinggi akan gagasan – gagasan . Mereka mudah berkonsentrasi dengan baik, suka bekerja sendiri dan cenderung pendiam
contohnya para pendoa batin.

8. Kecerdasan lingkungan/aturalis (Naturalist intlligence)
Kemampuan untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman dan binatang dengan baik.
Tokoh terkenal Charles Darwin

9. Kecerdasan eksistensial (Exixtential intlligence)
Kemampuan menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan – persoalan terdalam keberadaan atau eksistensi manusia.
contohnya persoalan mengapa ada, apa makna hidup ini. Tokoh terkenal seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.


sumber: triatra.wordpress.com

MANFAAT MENGGENDONG ANAK


Hai bunda, pernakah bunda mendengar sebuah pernyataan dari orang sekitar bunda bahwa terlalu sering menggendong bayi maka ia akan "bau tangan", maksudnya ia selalu ingin digendong. Ternyata itu semua adalah mitos, memang ia akan rewel ketika berada berjauhan dengan bunda. Namun jika bunda memberikan stimulasi yang tepat, pasti ia tidak akan rewel. Karena faktanya, menggendong bayi memiliki manfaat besar bagi orangtua serta untuk pertumbuhan si kecil. Berikut ini kami telah merangkum beberapa manfaat yang didapatkan dengan menggendong si kecil.

Manfaat Bagi Orangtua

Mengatasi keluhan setelah melahirkan


Kebiasaan menggendong si kecil tidak hanya bermanfaat bagi perkembangannya. Kebiasaan ini juga dapat menghindarkan berbagai macam keluhan bunda setelah melahirkan seperti depresi misalnya. Hal ini terjadi karena saat bunda menggendong si kecil, hormon keibuan yang ada akan terstimulasi dan memberikan efek penenang yang akan mengatasi depresi.

Meningkatkan ikatan batin keduanya


Betapa besar manfaat menggendong si kecil, kebiasaan bunda menggendong si kecil memiliki manfaat yang sangat positif yakni mempererat ikatan batin antara bunda dan si kecil. Cara ini memang sangat sederhana, namun memiliki efek jangka panjang bagi keluarga bunda. Karena naluri biologis akan terbentuk saat bunda menggendong si kecil sehingga bunda memiliki kedekatan secara emosional dengan si kecil yang tentunya akan meningkatkan kasih sayang bunda kepada si kecil. Sehingga bunda akan senantiasa memberikan yang terbaik bagi si kecil.

Menciptakan pola asuh penuh kasih sayang

Dengan terbiasa menggendong si kecil beberapa jam per hari, bunda telah melakukan hal yang sangat luar biasa. Mengapa? Karena kebiasaan tersebut naluri biologis akan terstimulasi sehingga rasa cinta kasih sayang pada si kecil akan tumbuh dan kemungkinan besar bunda sangat tidak ingin berada jauh dengan si kecil. Hal ini pula yang menjadi dasar sebuah pola asuh terhadap si kecil sehingga dengan penuh kasih sayang akan senantiasa  membuat tumbuh kembang si kecil menjadi lebih baik.

Manfaat Bagi Si Kecil

Mendapatkan stimulasi untuk belajar

Saat si kecil berada dalam gendongan bunda ia akan merasa nyaman sehingga cenderung tidak akan menghabiskan energi hanya untuk menangis. Nah, ini adalah momen yang tepat bagi bunda untuk memberikan stimulasi. Vieraa Adella, M.Psi dalam tabloid Nakita edisi 846, telah mengungkapkan beberapa stimulasi yang dapat bunda berikan yaitu dalam bentuk sentuhan, dekapan dan gendongan.  Jika si kecil berusia 3 bulan misalnya, bunda dapat melatih kekuatan tulangnya dengan mengganti posisi gendongan, misalnya menggendong dengan posisi agak tegak atau berganti arah. Cara ini juga membantu kekuatan otot sehingga si kecil akan memiliki perkembangan motorik kasar yang baik.

Ketika si kecil sudah bisa duduk dan bergerak sendiri dengan lebih bebas, bunda bisa melatih otot-otot kecilnya agar mengasah kemampuan motorik halus. Gunakan benda yang menarik perhatiannya seperti mainan. Ketika bayi berusia 6 bulan, gendonglah ia dengan sebuah mainan di atas kepalanya agar ia berusaha untuk mencapainya. Lakukan berbagai permainan yang tak hanya melatih motorik kasarnya saja tetapi juga motorik halus.

Meningkatkan perkembangan otak

Manfaat lainnya jika si kecil sering berada dalam gendongan  bunda ialah dapat memaksimalkan perkembangan otaknya. Pengalaman-pengalaman saat berada di lingkungan sekitarnya akan menstimulasi saraf jaringan otak untuk berkembang dan terkoneksi dengan jaringan saraf lainnya.

Selain itu, stimulasi berupa sentuhan melalui gendongan atau dekapan ternyata baik untuk perkembangan otak si kecil. Dr. Nathalie Maitre dari Nationwide Children's Hospital di Columbus, Ohio mengungkapkan bahwa perkembangan bayi terutama di bulan-bulan pertama dibentuk oleh sentuhan dan suara. “Sentuhan dan suara justru lebih penting mengingat visual bayi belum matang,” tambahnya.

Nah, bagaimana menurut bunda? 
Oh iya, kesempatan untuk menggendong si kecil jangan hanya dijadikan sebagai cara untuk menenangkan ia ketika rewel atau menangis. Alangkah baiknya jika bunda mengajak bayi bermain saat menggendongnya dan sebaiknya tidak meletakkan di dalam tempat tidur atau kereta dorong ya bunda.

Sekian artikel yang dapat kami sampaikan, share jika berkenan. Salam.

Sumber:

USIA EMAS PERKEMBANGAN OTAK ANAK

Golden Age, atau bisa kita sebut sebagai masa keemasan seorang anak. Tentunya ayah bunda bertanya-tanya, "Pada usia berapakah buah hati kami dalam masa itu? Dan apa yang harus kami lakukan?". Baiklah, kami akan menjelaskannya kepada ayah dan bunda mengenai hal ini yang kami rangkum dari berbagai sumber.

Menurut beberapa penelitian, golden age akan dialami manusia pada usia 0 sampai 5 tahun yang biasa kita sebut balita. Dalam rentang 5 tahun ini balita mengalami tumbuh kembang otak yang luar biasa, hal ini sejalan dengan perkembangan kecerdasannya. Hal ini ditunjukkan dari salah satu hasil riset yang menunjukkan bahwa seorang anak diusia 4 tahun memiliki tingkat kecerdasan sekitar 50%. Dan pada usia 8 tahun, kecerdasan anak sudah mencapai 80%, seperti yang diungkapkan oleh Direktur Pendidikan Anak Dini Usia (PADU), Depdiknas, Dr. Gutama. Pada fase ini pula anak menyerap segala informasi yang baik maupun buruk, dan ini menjadi dasar terbentuknya karakter, kepribadian, serta kemampuan kognitif.

Dari penjelasan diatas, kita bisa membayangkan betapa pentingnya memberikan stimulasi atau rangsangan kepada buah hati kita pada fase itu. Sebab pada fase ini juga buah hati kita mengalami kematangan fungsi fisik dan psikis yang siap memberikan respon terhadap stimulasi atau rangsangan yang diberikan lingkungan sekitar. Maka dari itu sebagai orang tua, ayah dan bunda dituntut untuk memberikan pengalaman yang bermanfaat untuk buah hati, memberikan pendidikan yang baik, memberikan stimulasi dengan maksimal, serta mengenalkan berbagai aktifitas yang diminati buah hati ayah bunda.

Disini Kami mencoba merangkum beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ayah bunda, diantaranya adalah:
1. Menciptakan suasana tenang dan nyaman dalam keluarga atau lingkungan sekitarnya
2. Memberikan perhatian penuh kepada buah hati
3. Memberikan stimulasi yang tepat kepada buah hati
4. Melibatkan anak dalam berbagai kegiatan minat dan bakat
5. Mengenali potensi buah hati
6. Mengajarkan buah hati untuk berkreasi
7. Menghargai bentuk dan potensi pada buah hati kita
8. Berusaha menjadi orangtua yang menyenangkan bagi buah hati

Nah, bagaimana ayah bunda? Semoga informasi mengenai golden age atau masa usia keemasan anak yang kami berikan bermanfaat bagi ayah dan bunda. Silahkan share jika ayah bunda merasa teman, sahabat, maupun kerabat yang perlu tahu akan informasi ini.
Terimakasih, :)

PERAN ANAK DALAM KELUARGA (NO.4 PALING SERING..)


Seorang anak didalam sebuah keluarga tidak hanya sebagai pelengkap kebahagiaan saja. Namun anak juga memiliki peran khusus sebagai bagian dari anggota keluarga. Sama seperti ayah dan bunda, yang berperan untuk memberikan kasih sayang serta mendidiknya dengan baik. Nah, disini peran seorang anak adalah mematuhi atau taat kepada perintah maupun aturan yang diberikan oleh ayah dan bunda. Didalam agama Islam, terdapat adab-adab seorang anak terhadap kedua orangtuanya. 

Singkat saja, dibawah ini kami merangkum beberapa hal tentang peran anak terhadap orangtuanya.

1. Taat Kepada Orangtua Selama Tidak Menyimpang

Orangtua mana yang tak ingin memiliki anak yang sholeh. Sebab anak yang sholeh adalah anak yang berbakti terhadap orang tuanya. Peran anak dalam keluarga yang pertama adalah mengikuti perintah orangtuanya, selama aturan yang diberlakukan tidak menyimpang dari aturan Allah, tidak menyakiti perasaannya, berkata secara baik, apalagi hingga membuat mereka menangis.

Dalam Al-Qur'an Al Kariim, Allah telah berfirman:
“Dan, jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, janganlah kamu mengikuti keduanya ….” (Q.S. Lukman: 15)

2. Jangan Sampai Berkata “Ah..!” ketika Disuruh

Pentingnya perintah untuk berbakti kepada orangtua, seorang anak bahkan tidak diperbolehkan untuk berkata “Ah..!” ketika salah satu atau kedua orangtuanya meminta atau memerintahkan sesuatu. Jika perkataan “Ah..!” saja termasuk dosa kepada orang tua kita, bagaimana dengan membentak, memukul, atau hal lain yang lebih kejam daripada itu? Tentu dosanya akan jauh lebih besar lagi bukan? Selain itu, Allah pun memerintahkan kita agar senantiasa bersikap lemah lembut kepada orang tua kita dan selalu mendoakan keduanya.

Dalam Al-Qur'an Al Kariim, Allah telah berfirman: 
“Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. Al Isra: 23)

3. Berusaha untuk Menjadi Anak yang Sholeh dan Sholihah

Hal yang bisa menyelamatkan orangtua kita ketika mereka sudah tiada hanyalah 3 perkara, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, serta anak yang sholeh dan sholihah. Untuk menjadi anak yang sholeh dan sholihah, tentu kita harus selalu taat terhadap perintah Allah. Sholat 5 waktu, berbakti kepada kedua orangtua, dan selalu menerapkan syariat/aturan Islam di dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, menjadi anak yang saleh/salihah adalah salah satu peran anak dalam keluarga.

4. Tidak Menyaut saat Orang Tua Marah

Dalam keluarga, pastilah orangtua pernah marah kepada anak. Mereka marah tentu ada sebabnya, entah anaknya berbuat nakal atau membantah saat diarahkan. Marahnya orangtua adalah bentuk kasih sayang mereka terhadap kita. Kita sebagai anak tidak perlu menyaut dengan kata-kata jika orangtua sedang memarahi. Dengarkan hal yang mereka sampaikan, lalu instropeksilah diri kita. 

Mengapa orang tua bisa sampai marah? Sering membuat marah orangtua akan mengakibatkan mereka kurang percaya terhadap kita. Efeknya, jika ada sesuatu atau kita hendak izin pergi, seringkali tidak dibolehkan karena sikap kita yang kurang baik terhadap mereka. Jadi, jika sudah tahu peran anak dalam keluarga ini, sebaiknya kita diam saja ketika orang tua sedang marah, lalu jangan ulangi perbuatan buruk lagi. Begitulah seharusnya peran anak dalam keluarga.

5. Merawat dengan Ikhlas ketika Orangtua Sudah Berusia Lanjut

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Artinya, seorang ibu sampai kapan pun akan sayang dan tidak pernah mengeluh capai untuk mengurus anaknya. Namun, seorang anak bisa lelah untuk mengurus orang tuanya.
Justru, ketika orang tua kita sudah tua renta, sakit-sakitan, peran kita sebagai anak harus merawatnya dengan ikhlas. Jangan langsung dilemparkan ke panti jompo. Kasihan orang tua kita. Mereka sudah berjuang membesarkan kita, saatnya kita membalas kebaikan yang telah mereka curahkan. Insya Allah pahala akan mengalir dalam diri kita.

MERANGSANG KECERDASAN ANAK DENGAN MUSIK



Berbicara soal musik memang tak ada habisnya, baik yang tua maupun yang muda pasti menyukai musik. Hal ini tidak lagi mengherankan karena musik merupakan ekspresi hati yang diciptakan melalui nada, irama, tempo serta pola-pola melalui instrumen yang sesuai.

Bermain musik dapat menambah tingkat kecerdasan anak karena adanya beberapa unsur yang mencakup kepekaan terhadap irama, nada-nada, ritme, instrumen dan ekspresi. Untuk merangsang kecerdasan anak dapat dilakukan sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia 3 tahun. Saat bunda hamil, bunda dapat memberikan stimulasi yang diberikan berupa musik klasik. Stimulasi dapat diberikan ketika janin berusia 4 bulan. Sebab pada usia ini janin sedang mengalami proses pembentukan sel-sel otak. Pada usia janin tersebut diperkirakan sudah mampu memberikan respon terhadap suara-suara yang ia dengar. Stimulasi dengan musik klasik ini dapat bunda lakukan setiap hari sambil melakukan aktifitas lainnya. Oh iya, bunda dapat melakukan stimulasi ini minimal setengah jam setiap harinya. Stimulasi ini telah diteliti oleh Psikolog dr. Alfred Tomatis pada era 80-an. Beliau adalah seorang ahli pendidikan dari Prancis.

Beberapa manfaat musik untuk anak adalah:
  1. Musik juga dapat mengasah daya ingat anak karena dia akan berusaha mengenali dan menghafal nada maupun lirik musik tersebut.
  2. Musik dapat membuat anak menjadi kreatif karena dengan secara tidak langsung musik akan mengembangkan imajinasi seorang anak.
  3. Melalui musik, rasa percaya diri seorang anak akan meningkat.
Begitu besar manfaat musik bagi anak, akan tetapi kebanyakan para orangtua belum menganggap pendidikan musik itu penting untuk anak-anaknya.  Menurut kami, akan sangat baik jika bunda dapat menyeimbangkan antara pelajaran pokok dengan pelajaran ekstra lainnya terutama musik. Hal ini juga dapat menghindarkan anak dari rasa bosan dan jenuh, serta akan menjadi tempat mengekspresikan diri bagi anak.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Gordon Shawn. Beliau melakukan penelitian terhadap anak-anak di Sekolah Dasar Slums yang berada di kota Los Angeles. Sesaat sebelum proses belajar dimulai, para siswa diminta duduk dengan tenang sembari mendengarkan musik klasik karya Mozart selama 20 hingga 30 menit. Hasilnya sangat mengejutkan, setelah mendengarkan musik tersebut para siswa lebih mudah berkonsentrasi terhadap pelajarannya.

Selain itu, di Jerman tepatnya di Berlin. Sebuah penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang belajar sambil mendengarkan alunan musik mampu meningkatkan kecerdasan anak antara 6 sampai 10 persen. Disamping itu hal mengejutkan lainnya adalah bertambahnya kemampuan dalam hal matematika serta ilmu ukur.

Demikian artikel yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat untuk ayah dan bunda. Jangan lupa share ke sahabat lainnya jika berkenan. salam.

Antara Interaksi Dan Smartphone Terhadap Anak



Sebagai orang tua alangkah baiknya sering berinteraksi bersama anak, bermain misalnya. Selain untuk mempererat hubungan antara orang tua dan anak, bermain bersama dengan anak juga mampu menumbuhkan kreatifitas dan rasa percaya diri kepada anak. Kebanyakan anak akan sangat menyukai sebuah permainan jika kita sebagai orangtua terlibat didalamnya. Kenapa? Ya karena di situlah seorang anak akan mendapatan perhatian dan kasih sayang yang lebih dari hari-hari biasanya.


Namun, hari ini kita sebagai orangtua harus benar-benar pandai mencari cara untuk bermain bersama dengan anak. Karena tak jarang anak akan cepat merasa bosan dengan permainan yang kita buat. Apalagi dengan hadirnya gadget seperti laptop dan hanphone yang menyuguhkan berbagai permainan yang beragam akan membuat anak lebih cenderung senang bermain gadget ketimbang bermain dengan orangtua.

Hari ini kita tak mungkin lagi bisa menghalangi teknologi yang berkembang begitu cepat. Ini juga berdampak terhadap anak-anak, kita tidak bisa mencegah mereka untuk memakai gadget atau piranti smartphone yang kini hampir dimiliki setiap orang. Yang bisa kita lakukan adalah mengawasi dan melakukan pendampingan untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan.
Menurut survey yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Survei Pelajar-Pemuda PW Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Jawa Timur pada tahun 2016 menyatakan 50% persen pelajar menggunakan "smartphone" sejak sekolah dasar (SD) dan 44% memakai sejak SMP serta 3% sejak SMA.
Hasil survey diatas sebanyak 50% anak SD sudah menggunakan smartphone, dan menurut survey tersebut sebanyak 59% penggunaanya masih positif, yakni untuk berkomunikasi dengan orang tua. karena anak SD masih belum mandiri sehingga komunikasi dengan orangtua sangatlah penting. 

Kita mungkin masih ingat, betapa bahagianya ketika ayah kita mengajak bermain, entah permainan apapun itu. Mungkin perasaan itu juga yang akan dirasakan anak kita. Cobalah menjadi seperti meraka, rasakan kembali perasaan itu. Jangan biarkan kesibukan kita mengurangi porsi perhatian dan komunikasi dengan anak.

Porsi komunikasi yang minim mengakibatkan hubungan psikologis antara orangtua dan anak menjadi kurang dekat. "Banyak orang masih mengira kedekatan fisik saja sudah cukup, padahal perlu juga diciptakan komunikasi mendalam dengan pasangan dan juga anak-anak," kata psikolog Anna Surti Ariani, MSi, yang akrab disapa Nina. 

Orangtua juga perlu ngobrol dengan anak, mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dengan penuh perhatian. Ini yang disebut dengan komunikasi berkualitas. Selain itu, Nina juga melanjutkan bahwa kurangnya komunikasi antara anak dan orangtua akan berdampak buruk pada perkembangan emosi anak. Bahkan anak akan cenderung lebih individualis dan berisiko menjadi pemberontak.

Kesimpulannya, jangan biarkan gadget maupun smartphone menggantikan perhatian anda terhadap si kecil. Sesibuk apapun anda, sempatkanlah berinteraksi dengan porsi yang efektif dengan anak kita. Dengan menerapkan langkah tersebut semoga bisa mencegah pengaruh negatif terhadap perkembangan anak kita.

Demikian artikel yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat. Share jika berkenan.