DEFINISI ANAK MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM


definisi anak, pengertian anak

Anak adalah anugerah sekaligus amanah yang diberikan Alloh SWT kepada setiap orang tua. Berbagai cara dan upaya dilakukan orang tua agar dapat melihat anak-anaknya tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya. Namun seringkali harapan tidak sesuai dengan kenyataan, entah karena terhambatnya komunikasi atau minimnya pengetahuan kita selaku orang tua tentang bagaimana agama Islam memberikan tuntunan dan pedoman tentang memperlakukan anak sesuai dengan proporsinya.Rasulullah SAW mengajarkan bahwa ada dua hal potensial yang akan mewarnai dan membentuk kepribadian anak yaitu orang tua yang melahirkannya dan lingkungan yang membesarkannya.

Dapatkan aplikasi Kampoeng Anak disini 

Rasulullah SAW bersabda “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang membuat dia (memiliki karakter) yahudi, atau (memiliki karakter) nasrani atau (memiliki karakter) majusi.” ( HR. Muslim )

Fenomena yang terjadi saat ini, tidak sedikit keluarga yang memiliki filosofi keliru tentang eksistensi anak. Seringkali keluarga yang hanya memiliki filosofi bahwa kehadiran anak semata-mata akibat logis dari hubungan biologis kedua orang tuanya, tanpa memilki landasan ilmu dan makna arahan keberadaan anugerah anak.Berkaitan dengan eksistensi anak, Al Quran menyebutnya dengan beberapa istilah antara lain :

Baca juga: Filosofi anak menurut Al-Quran

 
Anak Sebagai Perhiasan
Firman Alloh SWT : “Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”( QS.18 Al Kahfi : 46 )

Anak Sebagai Musuh
Firman Alloh SWT : “Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”( QS.64 Ath-Taghobun : 14 )

Anak Sebagai Fitnah
Firman Alloh SWT : “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan disisi Allah-lah pahala yang besar.”( QS.64 Ath-Taghobun : 15)

Anak Sebagai Amanah
Firman Alloh SWT : (27) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.(28) Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.( QS.8 Al Anfal : 27-28 )

Anak Sebagai Penentram Dan Penyejuk Hati
Firman Alloh SWT: “Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”( QS.25 Al Furqon : 74 )

Sekian dulu postingan kami kali ini, semoga bermanfaat bagi anda para pembaca. Aamiin.
Salam

YUK MENGENAL SIFAT ANAK DAN CARA MENGENDALIKANNYA

SIFAT ANAK

Banyak orang bilang, seorang anak yang terlahir itu bagai kertas putih. Ya, kertas putih yang belum pernah tergores tinta. Tapi pernahkah anda melihat kertas putih dari dekat? Saat kita melihat kertas putih dalam jarak yang dekat, maka akan terlihat bintik-bintik warna yang menyusun kertas putih tersebut. Seperti anak yang baru lahir, mereka tidak seputih dan sebersih kertas putih tetapi mereka terlahir dengan membawa sifat dari kedua orangtuanya. Seperti peribahasa “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”, kalimat itu pun rasanya memang tidak salah.
Nah kali ini kita akan membahas mengenai sifat anak. Dengan mengenal sifat anak, kami harapkan para pembaca khususnya orang tua tidak lagi bingung dan gelisah menghadapi sifat anak-anaknya.

Nakal (Bandel)
Sifat ini memang hampir dimiliki setiap anak di seluruh dunia. Seorang anak yang nakal, biasanya cenderung lebih aktif dan usil dari kebanyakan anak lain, serta tak mengenal bahaya. selain itu, anak yang nakal memang memiliki banyak akal. Beberapa contoh perilaku mereka adalah, suka berkelahi, usil terhadap teman-temannya, memanjat pohon, dll.

Yang harus anda lakukan:
Tidak usah memarahi maupun melarangnya bermain, cobalah pantau kegiatannya sehari-hari. Jika memang tidak membahayakan bagi dirinya dan orang lain, kenapa harus dilarang? Namun jika memang membahayakan membahayakan orang lain, tidak ada salahnya menegur atau memberitahu alasannya kenapa kegiatannya dilarang. Alangkah baiknya jika orangtua mengarahkan kegiatannya ke arah yang positif. Dan jangan bosan-bosan menasehati serta membimbingnya.

Pemalu
Tak banyak bicara. Ya, anak yang pemalu umumnya memang tak banyak bicara, terutama kepada orang lain yang baru ia temui. Anak yang pemalu juga cenderung menutup diri, sehingga mereka terkesan kuper atau kurang pergaulan. Mereka jarang sekali memulai suatu pembicaraan sebelum orang lain memulainya. Dengan kepribadian yang tertutup, akan sullit sekali bagi orang lain untuk menebak isi hatinya. Pada akhirnya mereka akan kesulitan bergaul dan berkomunikasi dengan lingkungannya.

Yang harus anda lakukan:
Dari beberapa cara yang tepat untuk menghadapi anak pemalu adalah melatih dirinya supaya berani tampil dan berbicara didepan umum. Misalnya dengan mengikutkannya dalam kegiatan ekstrakulikuler sekolah seperti vokal group, bela diri, seni tari, dll. Nah, dengan cara inilah anak akan mulai terbiasa berhadapan dengan orang lain. Ini dapat membantunya berinteraksi dan mengemukakan pendapatnya. Hal ini secara tak langsung akan membuat pergaulan anak menjadi luas. Semoga dengan cara ini, anak tidak lagi menjadi pribadi yang pemalu serta tertutup.

Egois
Anda pasti tahu, jika anak yang egois itu pasti keras kepala dan sering kali membuat orang tua kehilangan kesabaran. Sering kali anak yang egois ini mau menang sendiri, semua yang diminta harus segera dituruti dan tak mau mendengarkan orang lain. Segala jurus ancaman akan ia ucapkan mulai dari mogok makan, tak mau belajar, bahkan terkadang berguling-guling di lantai jika kemauannya tak dituruti.

Yang harus anda lakukan:
Jangan panik dan tak perlu marah jika menghadapi anak yang egois. Hadapi ia dengan lembut dan sabar. Masih banyak cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menghadapi anak yang tempramen. Yang terpenting adalah mengertian dan pengarahan yang baik kepada anak, karena umumnya anak-anak belum mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Didalam pikiran mereka yang ada adalah mengerjakan apa yang menjadi kesenangannya.

Perajuk
Ciri anak yang perajuk adalah suka merengek dan cenderung cengeng. Ciri-ciri semacam ini hampir sama dengan anak yang memiliki sifat egois, namun belum tentu ia keras kepala. Biasanya si anak akan ngambek apabila orang tua kurang memberikan perhatian padanya. Misalnya saja ketika si anak memperlihatkan sesuatu, “Mama, lukisanku bagus kan ma?”,  namun orang tuanya hanya mengangguk saja, si anak pun jadi ngambek.

Yang harus anda lakukan:
Lagi-lagi anda harus mengandalkan kesabaran dan mengendalikan emosi anda, jika tidak maka emosi anda akan terpancing. Bagi kita orang dewasa hanya mengangguk saja mungkin cukup, namun lain halnya dengan anak-anak. Yang mereka butuhkan adalah action dan komentar secara langsung dari anda sebagai orang tua. Jika memang anak mudah merengek minta ini itu, cobalah dengan membujuknya dan jangan sekali-kali bertindak dengan kekerasan, hal ini justru akan berdampak tidak baik bagi perkembangan jiwa anak.

Pemalas
Seorang anak yang pemalas tidak mau mengerjakan apa yang menjadi tugas atau tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Seperti halnya merapikan tempat tidur usai bangun dari tidur, merapikan mainan-mainannya setelah bermain, serta buku-buku pelajarannya. Mereka hanya mengandalkan orang lain untuk mengerjakannya.

Yang harus anda lakukan:
Dalam hal ini peran orang tua sangatlah penting, karena orang tua merupakan contoh yang pertama akan ditiru oleh anak. Berikanlah pengertian terhadap anak serta contoh yang baik. Akan lebih baik lagi jika anda mengajaknya ikut serta, seperti merapikan tempat tidur bersama-sama. Mungkin bagi si anak ini akan terlihat mengasyikkan, namun tanpa ia sadari ia telah belajar tentang tanggungjawab. Latih terus si anak agar memiliki tanggungjawab sejak dini. Minimal tanggungjawab terhadap dirinya sendiri.

Pendendam
Menyimpan rasa sakit hati dan berusaha membalasnya di kemudian hari, itulah ciri anak pendendam. Mereka akan merasa puas jika sudah dapat membalas rasa sakit hatinya.

Yang harus anda lakukan:
Yang paling utama, jangan sampai sifat ini dibiarkan berada dalam diri anak. Karena sebenarnya sifat ini akan merusak mental mereka. Anak akan berfikir bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar, padahal tak semestinya kejahatan dibalas dengan kejahatan. Sebagai orang tua alangkah baiknya jika memberikan pengertian pada mereka bahwa sifat semacam ini tidak baik. Selain dilarang oleh agama, nantinya juga akan membuat mereka dijauhi oleh teman-temannya.

Periang
Lincah, ramah dan suka bergaul adalah ciri-ciri anak yang periang. Pada umumnya anak periang memiliki banya teman, karena kepribadian mereka yang hangat dan menyenangkan. Mereka memang sangat senang bersahabat. Bahkan jarang sekali terlihat murung.

Yang harus anda lakukan:
Meskipun sifat ini banyak memiliki nilai positif dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai orang tua anda perlu mengingatkan agar anak mampu menempatkan diri, kapan harus bergembira dan kapan harus merasakan duka orang lain. Beritahu jika ada temannya yang sedang bersedih, sebaiknya jangan bergembira .

Dari beberapa sifat anak di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa perhatian dan kasih sayang dari orang tua terhadap anak sangatlah penting. Pengertian dan pengarahan dari orang tua juga menjadi poin penting agar si anak dapat memiliki kepribadian yang baik sejak dini. (salam)

Sumber: (http://nostalgia.tabloidnova.com/articles.asp?id=612)

DEFINISI ANAK


DEFINISI ANAK MENURUT PARA AHLI DAN HUKUM

Senangnya bila kita melihat anak yang selalu ceria dan menggemaskan. Anak menjadi impian setiap pasangan suami istri di seluruh dunia, sebagaimana apa yang kita ketahui bahwa anak adalah rahmat dan karunia terindah dari Sang Pencipta bahkan harta semewah apapun bila pasangan suami istri tak memiliki anak maka terasa seakan ada yang kurang. Setiap pasangan suami istri yang memiliki anak sadar atau tidak mereka telah diberi kepercayaan oleh Sang Pencipta untuk mengurus dan membersarkan anak-anak mereka. Hal ini seharusnya membuat orang tua sadar akan hakikat seorang anak, tentang rencana untuk masa depannya serta kebutuhan dan hal-hal lainnya. Nah, agar kita mengetahui lebih banyak tentang anak marilah kita bahas mengenai pengertian atau definisi dari seorang anak. Harapan kami, semoga setelah membaca dan memahami arti dan definisi anak, kita dapat lebih mengerti apa yang menjadi hak dan kebutuhan seorang anak yang akan memudahkan kita dalam merawat dan membesarkan karunia terindah dari Sang Pencipta, yaitu anak.

Definisi Anak Secara Umum
Secara umum, anak (anak-anak) adalah manusia yang berusia antara 18 bulan hingga 13 tahun. Tetapi seorang manusia yang berusia di bawah 18 bulan, pada umunya kita semua menyebutnya dengan istilah “Bayi”. Anak juga merupakan cikal bakal dari generasi baru sebagai penerus cita-cita, baik cita-cita keluarga, agama, bangsa maupun negaranya. Setiap anak harus mendapat pendidikan yang layak agar memiliki pengetahuan dan kepribadian yang baik. Semakin baik pendidikan yang ia dapatkan maka semakin baik pula kepribadian dan ilmu yang ia dapatkan maka semakin baik masa depannya.

Dapatkan aplikasi Kampoeng Anak disini

Definisi Anak Menurut Para Ahli
·   Menurut Dra. Suryana, anak adalah rahmat dan amanat Allah, penguji iman, media beramal, bekal di akhirat, unsur kebahagiaan, tempat bergantung di hari tua, penyambung cita-cita, dan sebagai mahluk yang harus dididik.
·   Menurut John Locke, anak merupakan pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan- rangsangan yang berasal dari lingkungan.
·    Menurut Agustinus, anak tidaklah sama dengan orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum dan ketertiban yang di sebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa.

Definisi Anak Menurut Hukum
·      Menurut UU No.25 tahun 1997 ttg ketenagakerjaan Pasal 1 angka 20 “anak adalah orang laki-laki atau wanita yang berumur kurang dari 15 tahun”.
·      Menurut UU RI No.21 tahun 2007 ttg pemberantasan tindak pidana perdagangan orangPasal 1 angka 5 “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan“.
·      Menurut UU No.44 thn 2008 ttg Pornografi Pasal 1 angka 4 “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun“.
·      Menurut UU No. 3 TAHUN 1997 Tentang Pengadilan AnakPasal 1 angka 1“ Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah kawin“.
·      Menurut UU RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan AnakPasal 1 angka 1 “Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.”
·      Menurut UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak Pasal 1 angka 2 “ Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin”.
·  Konvensi Hak-hak Anak Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan yang berlaku bagi anak tersebut ditentukan bahwa usia dewasa dicapai lebih awal”.
·      UU No.39 thn 1999 ttg HAM Pasal 1 angka 5  “ Anak adalah setiap manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, terrnasuk anak yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya”.
·      Pasal 45 KUHP “anak yang belum dewasa apabila seseorang tersebut belum berumur 16 tahun“.

Selain pengertian anak yang kami jelaskan diatas, masih banyak lagi pengertian anak jika dipandang dari aspek-aspek yang lain. Sekian dulu definisi anak yang kami tulis, semoga dapat bermanfaat untuk para pembaca yang ingin mengetahui apa itu definisi anak. Salam.

(dikutip dari berbagai sumber)