PERAN ANAK DALAM KELUARGA (NO.4 PALING SERING..)


Seorang anak didalam sebuah keluarga tidak hanya sebagai pelengkap kebahagiaan saja. Namun anak juga memiliki peran khusus sebagai bagian dari anggota keluarga. Sama seperti ayah dan bunda, yang berperan untuk memberikan kasih sayang serta mendidiknya dengan baik. Nah, disini peran seorang anak adalah mematuhi atau taat kepada perintah maupun aturan yang diberikan oleh ayah dan bunda. Didalam agama Islam, terdapat adab-adab seorang anak terhadap kedua orangtuanya. 

Singkat saja, dibawah ini kami merangkum beberapa hal tentang peran anak terhadap orangtuanya.

1. Taat Kepada Orangtua Selama Tidak Menyimpang

Orangtua mana yang tak ingin memiliki anak yang sholeh. Sebab anak yang sholeh adalah anak yang berbakti terhadap orang tuanya. Peran anak dalam keluarga yang pertama adalah mengikuti perintah orangtuanya, selama aturan yang diberlakukan tidak menyimpang dari aturan Allah, tidak menyakiti perasaannya, berkata secara baik, apalagi hingga membuat mereka menangis.

Dalam Al-Qur'an Al Kariim, Allah telah berfirman:
“Dan, jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, janganlah kamu mengikuti keduanya ….” (Q.S. Lukman: 15)

2. Jangan Sampai Berkata “Ah..!” ketika Disuruh

Pentingnya perintah untuk berbakti kepada orangtua, seorang anak bahkan tidak diperbolehkan untuk berkata “Ah..!” ketika salah satu atau kedua orangtuanya meminta atau memerintahkan sesuatu. Jika perkataan “Ah..!” saja termasuk dosa kepada orang tua kita, bagaimana dengan membentak, memukul, atau hal lain yang lebih kejam daripada itu? Tentu dosanya akan jauh lebih besar lagi bukan? Selain itu, Allah pun memerintahkan kita agar senantiasa bersikap lemah lembut kepada orang tua kita dan selalu mendoakan keduanya.

Dalam Al-Qur'an Al Kariim, Allah telah berfirman: 
“Dan, Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (Q.S. Al Isra: 23)

3. Berusaha untuk Menjadi Anak yang Sholeh dan Sholihah

Hal yang bisa menyelamatkan orangtua kita ketika mereka sudah tiada hanyalah 3 perkara, yaitu ilmu yang bermanfaat, amal jariyah, serta anak yang sholeh dan sholihah. Untuk menjadi anak yang sholeh dan sholihah, tentu kita harus selalu taat terhadap perintah Allah. Sholat 5 waktu, berbakti kepada kedua orangtua, dan selalu menerapkan syariat/aturan Islam di dalam kehidupan sehari-hari kita. Oleh karena itu, menjadi anak yang saleh/salihah adalah salah satu peran anak dalam keluarga.

4. Tidak Menyaut saat Orang Tua Marah

Dalam keluarga, pastilah orangtua pernah marah kepada anak. Mereka marah tentu ada sebabnya, entah anaknya berbuat nakal atau membantah saat diarahkan. Marahnya orangtua adalah bentuk kasih sayang mereka terhadap kita. Kita sebagai anak tidak perlu menyaut dengan kata-kata jika orangtua sedang memarahi. Dengarkan hal yang mereka sampaikan, lalu instropeksilah diri kita. 

Mengapa orang tua bisa sampai marah? Sering membuat marah orangtua akan mengakibatkan mereka kurang percaya terhadap kita. Efeknya, jika ada sesuatu atau kita hendak izin pergi, seringkali tidak dibolehkan karena sikap kita yang kurang baik terhadap mereka. Jadi, jika sudah tahu peran anak dalam keluarga ini, sebaiknya kita diam saja ketika orang tua sedang marah, lalu jangan ulangi perbuatan buruk lagi. Begitulah seharusnya peran anak dalam keluarga.

5. Merawat dengan Ikhlas ketika Orangtua Sudah Berusia Lanjut

Ada pepatah yang mengatakan bahwa kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang jalan. Artinya, seorang ibu sampai kapan pun akan sayang dan tidak pernah mengeluh capai untuk mengurus anaknya. Namun, seorang anak bisa lelah untuk mengurus orang tuanya.
Justru, ketika orang tua kita sudah tua renta, sakit-sakitan, peran kita sebagai anak harus merawatnya dengan ikhlas. Jangan langsung dilemparkan ke panti jompo. Kasihan orang tua kita. Mereka sudah berjuang membesarkan kita, saatnya kita membalas kebaikan yang telah mereka curahkan. Insya Allah pahala akan mengalir dalam diri kita.

MERANGSANG KECERDASAN ANAK DENGAN MUSIK



Berbicara soal musik memang tak ada habisnya, baik yang tua maupun yang muda pasti menyukai musik. Hal ini tidak lagi mengherankan karena musik merupakan ekspresi hati yang diciptakan melalui nada, irama, tempo serta pola-pola melalui instrumen yang sesuai.

Bermain musik dapat menambah tingkat kecerdasan anak karena adanya beberapa unsur yang mencakup kepekaan terhadap irama, nada-nada, ritme, instrumen dan ekspresi. Untuk merangsang kecerdasan anak dapat dilakukan sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia 3 tahun. Saat bunda hamil, bunda dapat memberikan stimulasi yang diberikan berupa musik klasik. Stimulasi dapat diberikan ketika janin berusia 4 bulan. Sebab pada usia ini janin sedang mengalami proses pembentukan sel-sel otak. Pada usia janin tersebut diperkirakan sudah mampu memberikan respon terhadap suara-suara yang ia dengar. Stimulasi dengan musik klasik ini dapat bunda lakukan setiap hari sambil melakukan aktifitas lainnya. Oh iya, bunda dapat melakukan stimulasi ini minimal setengah jam setiap harinya. Stimulasi ini telah diteliti oleh Psikolog dr. Alfred Tomatis pada era 80-an. Beliau adalah seorang ahli pendidikan dari Prancis.

Beberapa manfaat musik untuk anak adalah:
  1. Musik juga dapat mengasah daya ingat anak karena dia akan berusaha mengenali dan menghafal nada maupun lirik musik tersebut.
  2. Musik dapat membuat anak menjadi kreatif karena dengan secara tidak langsung musik akan mengembangkan imajinasi seorang anak.
  3. Melalui musik, rasa percaya diri seorang anak akan meningkat.
Begitu besar manfaat musik bagi anak, akan tetapi kebanyakan para orangtua belum menganggap pendidikan musik itu penting untuk anak-anaknya.  Menurut kami, akan sangat baik jika bunda dapat menyeimbangkan antara pelajaran pokok dengan pelajaran ekstra lainnya terutama musik. Hal ini juga dapat menghindarkan anak dari rasa bosan dan jenuh, serta akan menjadi tempat mengekspresikan diri bagi anak.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Gordon Shawn. Beliau melakukan penelitian terhadap anak-anak di Sekolah Dasar Slums yang berada di kota Los Angeles. Sesaat sebelum proses belajar dimulai, para siswa diminta duduk dengan tenang sembari mendengarkan musik klasik karya Mozart selama 20 hingga 30 menit. Hasilnya sangat mengejutkan, setelah mendengarkan musik tersebut para siswa lebih mudah berkonsentrasi terhadap pelajarannya.

Selain itu, di Jerman tepatnya di Berlin. Sebuah penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang belajar sambil mendengarkan alunan musik mampu meningkatkan kecerdasan anak antara 6 sampai 10 persen. Disamping itu hal mengejutkan lainnya adalah bertambahnya kemampuan dalam hal matematika serta ilmu ukur.

Demikian artikel yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat untuk ayah dan bunda. Jangan lupa share ke sahabat lainnya jika berkenan. salam.